CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Senin, 22 April 2013

Makul IPA di SD 2---Pernapasan dan Transportasi pada Hewan


A.    Sistem Pernapasan Pada Hewan
  Semua hewan melakukan proses pernafasan, yakni proses masuknya gas oksigen kedalam tubuh untuk suatu proses oksidasi atau pembakaran dan kemudian dikeluarkan gas karbondioksida serta uap air sebagai hasil sampingnya. Pernafasan yang terjadi dalam setiap tubuh hewan kemungkinan dapat berbeda. Perbedaan tersebut terjadi karena adanya perbedaan organ yang digunakan dalam proses bernapas. Selain itu, habitat hewan tersebut juga turut membedakan mekanisme pernapasannya. Sebagai contoh, hewan yang hidup di perairan memiliki mekanisme yang berbeda dengan hewan yang hidup di daratan.
Sistem Pernapasan pada Hewan berdasarkan Klasisfikasinya, antara lain:
1.    Pernapasan pada hewan Invertebrata
a)    Sistem pernapasan pada Porifera
          Hewan fillum Porifera atau kelompok hewan berpori tubuhnya tersusun atas banyak sel dan memilki jaringan yang sangat sederhana. Hewan ini banyak ditemukan di pantai atau laut. Porifera tidak memiliki alat pernafasan khusus.Alat respirasinya masih sangat sederhana. Air yang mengandung oksigen terlarut masuk melalui pori-pori tubuhnya. Selanjutnya oksigen yang terlarut dalam air masuk melalui sel-sel permukaan tubuhnya, yaitu sel koanosit secara difusi .
Di dalam mitokondria pada sel koanosit,oksigen digunakan untuk mengurai molekul organik menjadi molekul anorganik yang disertai pelepasan karbondioksidaSelanjutnya molekul-molekul karbondioksida yang terlarut dalam air akan bergerak berlawanan arah menuju membram sel dan keluar menuju spongosol. Air dalam spongosol digerakkan oleh flagellum sel koanosit dan mengalir keluar melalui oskulum. Karbondioksida hasil pernafasan dikeluarkan langsung dari dalam sel ke lingkungan. Contoh: Spongia sp




Perhatikan gambar berikut ini:
                       
gambar (a) dan (b) struktur tubuh porifera serta gambar (c) koanosoit.
b)   Pernapasan Pada Vermes (Cacing)
    Cacing (Vermes) belum memiliki alat respirasi khusus. Sebagian besar vermes bernapas menggunakan permukaan tubuhnya, misalnya anggota filum Platyhelmintes yaitu planaria dan anggota filum Annelida yaitu cacing tanah. Namun, pada beberapa Annelida bernapas menggunakan sepasang parapodia yang berubah menjadi insang. Pada planaria, O2 yang terlarut dalam air berdifusi melalui permukaan tubuhnya. Demikian juga dengan pengluaran CO2 Oksigen berdifusi kedalam kapiler darah yang terdapat pada kulit melalui permukaan kulit yang lembab. Oksigen akan diikat oleh hemoglobin yang terkandung dalam darah cacing untuk diedarkan ke seluruh tubuh.  Gas hasil respirasi yaitu karbondioksida dikeluarkan dari tubuh juga melalui permukaan kulitnya. Karena respirasi cacing dilakukan melalui permukaan tubuhnya (integument), maka respirasi cacing disebut respirasi integumenter. Pertukaran gas-gas pada cacing lebih mudah terjadi pada kulit yang lembab, sehingga cacing hidup di tempat yang lembab. Habitat yang lembab akan menjaga permukaan di tubuhnya tetap basah (lembab).
c)    Sistem Pernafasan pada Mollusca
   Hewan bertubuh lunak(Mollusca) yang hidup di air, seperti siput, cumi-cumi, kerang (Bivalvia) bernapas menggunakan insang. Perhatikan gambar di bawah ini. Aliran air masuk ke dalam insang dan terjadi pertukaran udara dalam lamella insang. Mollusca yang hidup di darat seperti siput darat(bekicot) bernapas menggunakan paru-paru.
Alat pernapasan siput
d)   Sistem Respirasi Coelenterata
     Coelenterata tersusun dari dari dua lapisan sel, yaitu lapisan luar berasal dari ectoderm dan lapisan dalam berasal dari endoderm. Lapisan sel yang berasal dari ectoderm disebut epidermis dan lapisan yang berasal dari endoderm disebut gastrodermis. Pertukaran gas terjadi secara difusi pada sel di luar permukaan tubuh yang bersentuhan dengan air. Untuk respirasi, coelenterata mempunyai alat bantu berupa lekukan jaringan yang terdapat pada gastrodermis, disebut sifonoglia.
e)    Peranapasan pada Insecta (Serangga)
Insect bernapas menggunakan system trakea. System trakea pada serangga, misalnya belalang terdiri dari spirakel, saluran (pembuluh trakea), dan trakeolus. Spirakel atau stigma merupakan jalan keluar masuknya udara dari dan ke dalam system trakea. Pada umumnya spirakel terbuka selama serangga terbang dan tertutup ketika serangga beristirahat. Udara masuk melalui 4 pasang spirakel depan dan keluar melalui 6 pasang spirakel belakang. Oksigen dari luar masuk lewat spirakel, kemudian menuju pembuluh-pembuluh trakea, selanjutnya pembuluh trakea bercabang lagi menjadi cabag halus yang disebut trakeolus. Dengan demikian, oksigen dapat mencapai seluruh jaringan dan alat tubuh bagian dalam.
Sistem trakea pada belalang
Mekanisme pernapasan belalang diatur oleh otot perut(abdomen). Ketika otot perut berelaksasi, volume trakea normal sehingga udara masuk. Sebaliknya, ketika otot abdomen berkontraksi, volume trakea mengecil sehingga udara keluar. Jalur yang dilalui udara pernapasn,yaitu udara luar à stigma à saluran à trakeolusà jaringan tubuh, serta sebaliknya. Dengan demikian, darah pada serangga hanya berfungsi mengangkut sri makanan dan bukan untuk mengangkut udara pernapasan.
Pada serangga air, seperti jentik nyamuk, udara diperoleh dengan menjulurkan tabung pernapasan ke permukaan air untuk untuk mengambil udara. Serangga air tertentu mempunyai gelembung udara, sehingga dapat menyelam di dalam air dalaam waktu yang lama. Misalnya, kepik Notonecta sp. Mempunyai gelembung udara di organ yang menyerupai rambut pada permukaan ventral. Selama menyelam, Oksigen dalam gelembung udara dipindahkan melalui sissstem trakea ke sel-sel pernapasan. Adapula serangga yang mempunyai insang trakea yang berfungsi menyerap udara dari air, atau pengambilan udara melalui cabang halus serupa insang. Selanjutnya O2 diedarkan melalui pembuluh trakea.
f)    Pernapasan pada Artropoda (laba-laba, kalajengking)
Sayatan melalui paru-paru buku pada laba-laba
     Laba-laba (Arachnida dan Kalajengking (Scorpionida) bernapas dengan paru-paru buku. Paru-paru buku ini merupakan invaginasi (pelekukan ke dalam) abdomen. Paru-paru buku ini memiliki banyak lamella seperti halaman buku yang dipisahkan oleh batang-batangsehingga udara dapat bergerak bebas (lihat gambar 1) udara dari luar, masuk melalui spirakel secara difusi. Selanjutnya udara masuk di antara sel-sel lamelladan berdifusi dengan pembuluh darah di sekitar lamella. 
     Arthropoda yang hidup di air, misalnya Crustacea (udng-udangan), seperti udang dan ketam, bernapas dengan insang buku. Insang buku ini tumbuh dari dasar anggota tubuh yang berdekatan, dan menjulur ke atas ke dalam ruang branial. Tiap insang terdiri atas sumbu sentral tempat pertautan lamella atau filament. Aliran ini dihasilkan oleh gerakan mendayung dari insang timba. Pada udang, air masuk ke dalam ruang brankial di belakang karapaks dan di antara kaki. Selanjutnya, saluran di dalam sumbu insang membaa darah ked an dari ruang di dalam lamella., pertukaran udara pernapasan berlangsung melalui dinding tipis lamella. Keluar masuknya udara disebabkan oleh gerakan otot yang terjadi secar teratur. Baik paru-paru buku maupun insang buku, keduanya mempunyai fungsi yang sama seperti paru-paru pada vertebrata.
g)   Pernapasan pada protozoa
Pertukaran gas pada Amoeba
  Protozoa seperti Amoeba atau Paramecium bernapas menggunakan permukaan tubuhnya. O2 dan CO2 saling berdifus melalui membrane sel. Saat amoeba bernapas, konsentrasi O2 dalam sel semakin berkurang (rendah) sedangkan sisa metabolismeyang berupa CO2 di dalam sel semakin tinggi konsentrasinya. Di sisi lain, konsentrasi O2 dalam air lebih tinggi daripada di dalam sel, sementara konsentrasi O2nya lebih rendah akibatnya O2 berdifusi ke dalam sel sementara CO2 berdifusi keluar sel menuju air. Pertukaran gas tersebut akan terjadi pada seluruh luas permukaan tubuh protista. Selain itu, proses seperti ini juga terjadi pada organisme uniseluler lain dan beberapa hewan seperti spons, cnidaria, dan cacing pipih.
2.    Sistem Pernapasan pada Vertabrata
       Vertebrata telah memiliki system sirkulasi yang fungsinya antara lain untuk mengangkut gas pernapasan (O2) dari tempat penangkapan gas menuju sel-sel jaringan. Begitu pula ssebaliknya, untuk mengangkut gas buangan (CO2) dari sel-sel jaringan ke tempat pengeluarannya.
a)    Sistem Respirasi Pisces (Ikan)
Hewan yang menyesuaikan diri dengan lingkungan air umumnya bemapas dengan insang. Ada yang insangnya dilengkapi tutup insang (operkulum), misalnya ikan bertulang sejati (Osteichthyes), dan ada pula yang insangnya tidak bertutup insang, misalnya pada ikan bertulang rawan (Chondrichthyes). Di samping itu, ada pula kelompok ikan paru-paru, yang bernapas dengan pulmosis.
Insang ikan terdiri atas bagian lengkung insang, rigi-rigi dan lembar insang. Lengkung insang tersusun atas tulang rawan berwarna putih. Pada lengkung insang ini tumbuh pasangan rigi-rigi yang berguna untuk menyaring air pernafasan yang melalui insang.Lembaran insang tersusun atas jaringan lunak, berbentuk sisir dan berwarna merah, karena mempunyai banyak pembuluh kapler darah yang merupakan cabang dari arteri insang. Pada lembaran yang kaya kapiler darah inilah pertukaran CO2 dan oksigen berlangsung.
Sistem pernapasan ikan
Insang ikan tersimpan di dalam rongga insang dan terlindung oleh tutup insang. Mekanisme pemapasan ikan bertulang sejati meliputi dua tahap, yakni fase inspirasi dan ekspirasi.
1)   Fase inspirasi : Fase inspirasi merupakan fase pengambilan air ke dalam insang. Mekanisme inspirasi adalah sebagai berikut: tutup insang menutup, mulut terbuka, akibatnya tekanan dalam mulut rendah dan air dari luar masuk ke dalam rongga mulut.
2)    Fase ekspirasi : Fase ekspirasi adalah fase pengeluaran air. Setelah air masuk ke dalam rongga mulut, celah mulut menutup, tutup insang membuka, tekanan yang lebih besar di dalam rongga mulut menyebabkan air ke luar melewati celah tutup insang tersebut. Pada saat air ke luar melalui lembaran insang, oksigen berdifusi ke dalam kapiler darah, sedangkan CO2 berdifusi dari darah ke dalam air. Jadi pertukaran 02 dan CO2 pada ikan terjadi pada fase ekspirasi.
Pada ikan paru-paru (Dipnoi) mempunyai cara pernapasan yang menyerupai amfibi. Di samping insang, ikan paru-paru mempunyai satu atau sepasang gelembung udara seperti paru-paru, yang dapat digunakan untuk membantu pernapasan, disebut pulmosis. Gelembung ini dikelilingi banyak pembuluh darah. Pulmosis dihubungkan dengan kerongkongan oleh duktus pneumatikus. Saluran ini merupakan jalan masuk dan keluarnya udara dari mulut ke gelembung dan sebaliknya, sekaligus memungkinkan terjadinya difusi udara ke kapiler darah.
Ikan paru-paru hidup di rawa-rawa dan di sungai. Bila airnya kering dan insangnya tidak berfungsi, dia masih mampu bertahan hidup karena bernapas menggunakan gelembung udaranya. Berdasarkan kenyataan ini, maka dapat disimpulkan bahwa ikan paru-paru merupakan makhluk peralihan dari ikan ke amfibia.
Pada beberapa jenis ikan, seperi ikan lele, gabus, gurami, dan betook, memiliki alat bantu pernapasan yang disebut labirin. Labirin merupakan perluasan ke atas dalam rongga insang dan  membentuk lipatan-lipatan sehingga merupakan rongga-rongga tidak teratur. Rongga labirin berfungsi menyimpan udara(O2), sehingga ika tersebut dapat bertahan hidup pada perairan yang kandungan O2nya rendah. Selain dengan labirin, udara O2 juga disimpan di gelembung renang di dekat punggung.
b)   Pernapasan pada Amphibi (katak)
Katak merupakan vertebrata yang dalam perkembangan hidupnya mengalami metamorfosis. Saat baru menetas dari telur hingga usia tertentu katak masih berupa berudu, hidup di air seperti ikan. Pada saat itu berudu bernapas dengan insang. Mula-mula berupa insang luar, dan setelah berumur lebih kurang 12 hari, insang luar diganti insang dalam. Selanjutnya insang dalam ini akan berkembang menjadi paru-paru, sedangkan insang luarnya berkembang menjadi bagian dari kulit. Setelah mengalami metamorfosis dan menjadi katak, alat pernapasannya berubah menjadi kulit dan paru-paru. Pemapasan dengan kulit berlangsung efektif secara difusi baik di darat maupun di air sedangkan pernafasan paru-paru hanya dilakukan saat berada di darat.

Mekanisme pernapasan pada katak juga meliputi inspirasi dan ekspirasi. Mekanisme pernapasan pada katak selengkapnya sebagai berikut.
respirasi%252520katak Sistem Respirasi (2) : Respirasi pada hewan Vertebrata
1)      Fase Inspirasi : Udara bebas masuk melalui celah hidung (koane) ke rongga mulut terus ke paru-paru. Bila otot bawah rahang bawah (sub mandibularis) mengendor maka volume rongga mulut membesar. Selanjutnya udara dari luar akan masuk ke rongga mulut melalui koane. Kemudian koane tertutup, dilanjutkan otot bawah rahang bawah berkontraksi. Akibatnya rongga mulut mengecil, tekanan udara rongga mulut meningkat, sehingga udara dari rongga mulut masuk ke paru-paru. Di dalam paru-paru oksigen berdifusi ke darah kapiler, sedangkan darah kapiler alveolus berdifusi ke luar.
2)      Fase Ekspirasi : Setelah terjadi terjadi pertukaran gas di dalam paru-paru, otot bawah rahang bawah berelaksasi dan otot perut berkontraksi, sehingga rongga mulut membesar, sementara isi perut menekan paru-paru, sehingga udara dari dalam paru-paru masuk ke rongga mulut. Selanjutnya otot bawah rahang bawah berkontraksi, rongga mulut mengecil, sedangkan tekanannya meningkat sehingga udara akan keluar melalui koane.





c)    Pernapasan pada Reptil

Sistem pernapasan kadal
Secara umum, reptilian bernapas menggunakan paru-paru, tetapi pada beberapa reptilia, pengambilan Oksigen dibantu oleh lapisan kulit. Pada reptilian umumnya udara masuk melalui lubang hidung, trakea, bronkus, dan akhirnya ke paru-paru. Udara keluar-masuk ke dalam paru-paru karena gerakan tulang rusuk. Kulit reptilian bersisik dan kering, agar cairan dalam tubuhnya tidak mudah hilang. Kulit bersisik pada reptilian merupakan suatu adaptasi hidup dalam udara kering, dan bukan sebagai alat pertukaran gas. Walau begitu, ada pula mekanisme pernapasan reptilian yang dibantu oleh permukaan epithelium lembab di sekitar kloaka. Reptilian demikia misalnya kura-kura dan penyu.
 Hal ini dilakukan karena tubuh kura-kura dan penyu terdapat tempurung yang kaku. Tempurung ini menyebabkan gerak pernapasan kedua hewan ini terbatas. Mekanisme pernapasan reptilian terjadi dalm 2 fase , yairu fase inspirasi dan fase ekspirasi. Saat tulang rusuk mengembang, volume rongga dada meningkat. Selanjutnya udara (O2) akan masuk ke dalam paru-paru, sehingga terjadi fase inspirasi.sedangkan fase ekspirasi akan tejadi jika tulang rusuk merapat, sehingga CO2 dan uap air keluar dari paru-paru.
d)   Pernapasn pada Aves (burung)
Susunan alat pemapasan burung terdiri atas:
1)   lubang hidung
2)   celah tekak atau faring yang menghubungkan rongga mulut dengan trakea
3)   trakea atau batang tenggorok – di dalam percabangan batang tenggorok
4)   terdapat pita suara yang disebut syrink
5)   sepasang paru-paru
Paru-paru yang ukurannya relatif kecil ini dihubungkan dengan kantong-kantong hawa atau pundi-pundi hawa (sakus pneumatikus). Kantong hawa berfungsi untuk:
1)        membantu pemapasan, terutama pada waktu terbang
2)        membantu memperbesar ruang siring, sehingga memperkeras suara
3)        mencegah hilangnya panas badan secara berlebihan
4)        mengatur berat jenis tubuh pada saat burung terbang
Pernapasan pada burung saat tidak terbang
1)   Fase Inspirasi : tulang rusuk bergerak ke depan – volume rongga dada membesar – tekanan mengecil – udara akan masuk melalui saluran pernapasan. Saat inilah sebagian oksigen masuk ke paru-paru dan O2 berdifusi ke dalam darah kapiler, dan sebagian udara dilanjutkan masuk ke dalam katong-kantong udara.
2)   Fase Ekspirasi : tulang rusuk kembali ke posisi semula – rongga dada mengecil – tekanan membesar. Pada saat ini udara dalam alveolus dan udara dalam kantong-kantong hawa bersama-sama keluar melalui paru-paru. Pada saat melewati alveolus, O2 diikat oleh darah kapiler alveolus, dan darah melepas CO2. Dengan demikian, pertukaran gas CO2 dan O2 dapat berlangsung saat inspirasi dan ekspirasi.
Pernapasan pada burung saat terbang
Pada saat terbang, burung tidak dapat menggerakkan tulang rusuknya. Oleh sebab itu, pada saat burung terbang yang berperan penting dalam pernapasan adalah kantong hawa. Inspirasi dan ekspirasinya dilakukan secara bergantian oleh pundi-pundi hawa antar tulang korakoid (bahu) dan pundi hawa bawah ketiak.
1)    Fase Inspirasi : Pada saat sayap diangkat, pundi hawa antar tulang korakoid terjepit, sedangkan pundi hawa ketiak mengembang, akibatnya udara masuk ke pundi hawa ketiak melewati paru-paru, terjadilah inspirasi. Saat melewati paru-paru akan terjadi pertukaran gas O2 dan CO2.
2)    Fase Ekspirasi : Sebaliknya pada saat sayap diturunkan, pundi hawa ketiak terjepit, sedangkan pundi hawa antar tulang korakoid mengembang, sehingga udara mengalir keluar dari kantong hawa melewati paru-paru sehingga terjadilah ekspirasi. Saat melewati paru-paru akan terjadi pertukaran gas O2 dan CO2. Dengan cara inilah inspirasi dan ekspirasi udara dalam paru-paru burung saat terbang. Jadi pertukaran gas pada burung saat terbang juga berlangsung saat inspirasi dan ekspirasi.
e)    Sistem pernapasan Pada Mamalia
Alat pernapasan mamalia sama dengan manusia, yaitu paru-oaru. Untuk memperole oksigen, mamalia menghirupnya dari udara. Oleh karena itu mamalia sering muncul ke permukaan air untuk menghirup udara. Seekor lumba - lumba dan paus mengeluarkan kepalanya ke permukaan air untuk menghirup udara  dan setelah lama menyelam kembali ke permukaan air untuk menghembuskan udara lembab dan hangat dari paru - paru.
Gas O2 masuk ke dalm tubuh melalui lubang hidung à faringàlaringà trakeaàbronkusà paru-paru. Kemudian gas O2 dari paru-paru diangkut darah ke jantung. Dari jantung, gas O2 diedarkan ke seluruh jaringan tubuh oleh darah. Dari jaringan tubuh, gas CO2 diangkut menuju jantung à paru-paru, an keluar melalui organ-organ yang sama pula.
B.     Sistem Peredaran Darah (Transportasi) Hewan
Sistem transportasi sering disebut sistem sirkulasi atau peredaran darah. Sistem transportasi berfungsi untuk mengangkut sel-sel darah  serta mengangkut nutrisi (sari makanan) yang diperlukan oleh sel-sel tubuh.
1.    Sistem Transportasi pada Invertabrata
a)    Protozoa (protista mirip hewan)
     Tubuh protozoa hanya terdiri atas satu sel. Oleh sebab itu, seluruh proses hidupnya termasuk transportasi dilaksanakan oleh sel itu sendiri. Oksigen yang diperlukan diserap melalui seluruh permukaan tubuhnya, selanjutnya akan menyebar ke seluruh tubuh dengan cara difusi di dalam sitoplasma. Zat makanan dicerna dan diedarkan oleh vakuola makanan. Proses peredaran zat seperti ini misalnya pada Paramaecium dan Amoeba.
FastStoneEditor Sistem Transportasi (1) : Sistem transportasi pada Invertebrata
FastStoneEditor Sistem Transportasi (1) : Sistem transportasi pada InvertebrataFastStoneEditor Sistem Transportasi (1) : Sistem transportasi pada Invertebrata
Paramecium caudatum dan Amoeba proteus
b)   Sistem Transportasi pada Coelenterata
Pada invertebrata yang belum memiliki sistem peredaran khusus, misalnya Hydra, transportasinya dilakukan oleh sistem gastrovaskuler, yakni saluran pencernaan yang berfungsi sekaligus sebagai alat peredaran. Saluran pencernaan pada Hydra bercabang-cabang dan bercabang-cabang lagi ke semua bagian tubuh. Percabangan ini menyebabkan permukaan dalam saluran pencemaan semakin luas,  sehingga saluran ini akan lebih efisien dalam melakukan penyerapan zat sekaligus mengantarkan zat yang diserapnya ke seluruh jaringan tubuh. Dengan demikian, walaupun pada hewan ini tidak terdapat sistem peredaran khusus, zat yang diserap oleh saluran pencernaan akan dapat mencapai seluruh jaringan tubuh.
FastStoneEditor Sistem Transportasi (1) : Sistem transportasi pada InvertebrataFastStoneEditor Sistem Transportasi (1) : Sistem transportasi pada Invertebrata
Hydra viridis. Kanan: skesta penampang tubuh Hydra
c)    Sistem Transportasi pada Serangga
Alat peredaran darah serangga, misalnya belalang terdiri atas jantung pembuluh dan pembuluh darah. Bila jantung pembuluh berdenyut, darah akan terpompa ke arah depan melalui aorta. Selanjutnya darah akan beredar bebas ke seluruh tubuh tanpa melalui pembuluh pembuluh darah. Itulah sebabnya sistem peredaran darah pada serangga disebut sistem peredaran darah terbuka.
opencirc
FastStoneEditor Sistem Transportasi (1) : Sistem transportasi pada Invertebrata
Struktur jantung pembuluh pada belalang. Darah yang dipompa jantung keluar dari dalam pembuluh darah (peredaran terbuka). Darah yang beredar langsung diluar pembuluh ini sering disebut hemolimfe.
Selama dalam peredarannya, darah mensuplai zat makanan ke jaringan-jaringan dan mengambil zat-zat sisa metabolisme. Selanjutnya darah dari jaringan akan kembali ke jantung pembuluh melalui lubang-lubang halus (ostium) yang terdapat diantara gelembung jantung. Darah serangga tidak mengandung hemoglobin maka tidak berwarna merah. Darah serangga hanya berperan mengedarkan nutrisi dan tidak berperan dalam pengangkutan oksigen, karena oksigen telah diedarkan oleh sistem trakea yang bercabang-cabang menuju ke berbagai jaringan.
d)   Sistem Transportasi Pada Cacing
Peredaran darah cacing merupakan peredaran tertutup. Selama dalam peredarannya darah tetap berada di dalam pembuluh. Alat peredaran darah cacing tanah terdiri atas pembuluh darah punggung (dorsal), pembuluh darah perut  (ventral) dan lima pasang lengkung aorta yang berfungsi sebagai jantung. Karena itu jantung cacing sering disebut jantung aorta.
closedcirc
Jantung aorta pada cacing tanah, terbagi menjadi pembuluh darah dorsal dan ventral
Bila pembuluh punggung dan jantung berdenyut, darah mengalir menuju ke pembuluh darah perut, lalu mengalir menuju ke bagian belakang (posterior) tubuh dan selanjutnya kembali ke jantung aorta melalui poembuluh darah punggung. Darah yang beredar mengangkut nutrisi dan oksigen, serta mengambil sisa metabolisme untuk dikeluarkan dari dalam tubuh.  Cacing tanah belum memiliki alat pernapasan khusus. Oksigen dari udara bebas berdifusi ke dalam darah cacing melalui seluruh permukaan kulit. Dari sini oksigen diangkut oleh darah didalam kapiler bersama-sama dengan darah yang mengangkut zat makanan dari usus menuju ke pembuluh darah punggung. Selanjutnya darah tersebut dipompakan keseluruh jaringan tubuh. Berbeda dengan darah vertebrata yang hemoglobinnya terikat dalam sel darah merah, hemoglobin darah cacing larut dalam plasma darah.
2.    Sistem Peredaran Darah Pada Vertabrata
a)    Sistem Peredaran Darah pada Burung (Aves)
Sistem Pederaran darah Burungevolcircsys_57
Alat-alat transportasi pada burung terdiri atas jantung dan pembuluh darah. Jantung terdiri atas empat ruang yaitu serambi kiri, serambi kanan, bilik kiri dan bilik kanan. Darah yang banyak mengandung oksigen yang berasal dari paru-paru tidak bercampur dengan darah yang banyak mengandung karbondioksida yang berasal dari seluruh tubuh. Peredaran darah burung merupakan peredaran darah ganda dan tertutup yang terdiri atas peredaran darah kecil dan peredaran darah besar. Sistem peredaran ganda artinya satu kali beredar melalui jantung dua kali. Sistem peredaran darah tertutup artinya peredaran darahnya selalu di dalam pembuluh


b)   Sistem Transportasi Pada Reptil
reptile_heart
Reptil memiliki sistem peredaran darah ganda seperti pada burung. Pada buaya, jantungnya terdiri dari 4 ruang, yaitu serambi kiri dan kanan, serta bilik kiri dan kanan. Antara serambi kiri dan kanan, juga antara bilik kiri dan kanan dipisahkan oleh sekat (septum). Darah dari seluruh tubuh yang mengandung CO2 dari jaringan mengalir ke sinus venosus dan ke bilik kanan.
Ada 2 lintasan aliran darah dari bilik kanan, yaitu:
1)    Bilik kanan®arteri pulmonalis ® paru-paru ®vena pulmonalis ® serambi kiri
2)    Bilik kanan ® aorta kiri ®  bergabung dengan aorta kanan
     Antara aorta kiri dengan aorta kanan saling berhubungan melalui lubang yang disebut Foramen Panizzae  Fungsi foramen Panizzae adalah untuk menyeimbangkan tekanan darah dalam jantung pada saat hewan tersebut menyelam dalam air.
                 Pada kura-kura, kadal, ular, jantungnya terdiri dari serambi kiri dan kanan, serta bilik kiri dan kanan. Antara serambi kiri dan kanan dipisahkan oleh sekat, sedangkan antara bilik kiri dan kanan tidak dipisahkan oleh sekat.
Darah dari seluruh tubuh mengalir ke sinus venosus ® serambi kanan ® bilik (kiri dan kanan belum berseptum) ® arteri pulmonalis ® paru-paru ® vena pulmonalis ® serambi kiri ® bilik kiri ® lengkung aorta ®seluruh tubuh.
c)    Sistem Transportasi Pada Amphibi (Katak)
     evolcirc_37           
     Sistem peredaran darah katak adalah sistem tertutup dan ganda dari jantung,darah menuju paru-paru,lalu kembali ke jantung.kemudian,dari jantung darah diedarkan ke seluruh bagian tubuh katak. . Jantung katak terdiri atas tiga ruang yaitu serambi kiri, serambi kanan dan bilik.
d)       Sistem Transportasi Pada Pisces (Ikan)
       evolcirc_27 
   Ikan mempunyai sistem peredaran darah tertutup dan tunggal, disebut tunggal karena dalam peredaran darahnya hanya satu kali melewati jantung. Jantung pada ikan terdiri atas satu atrium dan satu ventrikel. Jantung berisi darah yang miskin oksigen. Darah yang berasal dari bilik jantung dipompa melalui aorta menuju insang. Dalam insang karbon dioksida dilepaskan dan oksigen diikat oleh darah.  Setelah melewati insang, darah yang banyak mengandung oksigen dialirkan ke seluruh tubuh.
  







Tidak ada komentar:

Posting Komentar