CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Sabtu, 04 Mei 2013

BAHASA INDONESIA KELAS 5 SD---UNSUR CERITA RAKYAT (TOKOH & WATAK)

Standar kompetensi: Memahami penjelasan nara sumber dan cerita rakyat secara lisan
Kompetensi Dasar: Mengiden-tifikasi un-sur cerita rakyat yang didengarnya
Indikator: 1. Siswa dapat mendengarkan cerita rakyat
                     2.  Siswa dapat mencatat nama-nama tokoh dalam cerita
               3. Siswa dapat menjelaskan sifat tokoh dengan tepat
               4. Siswa dapat memberikan tanggapan mengenai isi cerita rakyat yang di dengar





Asal-Usul Danau Toba

        Di sebuah desa di wilayah Sumatra,
tinggal seorang petani. Ia seorang
petani yang rajin bekerja walaupun
lahan pertaniannya tidak luas. Ia
dapat mencukupi kebutuhannya dari
hasil kerjanya yang tidak kenal lelah.
Sebenarnya usianya sudah cukup untuk
menikah, tetapi ia tetap memilih hidup
sendiri. Di suatu pagi hari yang cerah,
petani itu memancing ikan di sungai.
       “Mudah-mudahan, hari ini, aku
mendapat ikan yang besar,” gumam
petani tersebut dalam hati. Beberapa
saat setelah kailnya dilemparkan, kailnya
terlihat bergoyang-goyang. Ia segera
menarik kailnya. Petani itu bersorak
kegirangan setelah mendapat seekor
ikan cukup besar.


       Ia takjub melihat warna sisik ikan
yang indah. Sisik ikan itu berwarna kuning
emas kemerah-merahan. Kedua matanya
bulat dan menonjol memancarkan
kilatan yang menakjubkan. “Tunggu,
aku jangan dimakan! Aku akan bersedia
menemanimu j ika kau tidak jadi
memakanku.” Petani tersebut terkejut
mendengar suara dari ikan itu. Karena
keterkejutannya, ikan yang ditangkapnya
terjatuh ke tanah.
        Kemudian tidak berapa
lama, ikan itu berubah wujud menjadi
seorang gadis yang cantik jelita.
“Bermimpikah aku?” gumam Petani.
“Jangan takut, Pak. Aku juga manusia
sepertimu. Aku sangat berhutang budi
padamu karena telah menyelamatkanku
dari kutukan Dewata,” kata gadis itu.
       “Namaku Putri. Aku bersedia
menjadi pendamping hidupmu,” desak
gadis itu. Petani itu pun mengangguk.
Oleh karena itu, jadilah mereka pasangan
suami istri. Namun, ada satu janji yang
telah disepakati. Mereka tidak boleh
menceritakan bahwa asal-usul Putri dari
seekor ikan. Jika janji itu dilanggar, akan
terjadi petaka dahsyat.
       Setelah sampai di desa petani,
gemparlah penduduk desa melihat gadis
cantik jelita bersama petani tersebut. “Dia
mungkin bidadari yang turun dari langit,”
gumam mereka.
       Petani merasa sangat bahagia dan
tenteram. Sebagai suami yang baik,
ia terus bekerja untuk mencari nafkah
dengan mengolah sawah dan ladangnya
dengan tekun dan ulet. Karena ketekunan
dan keuletannya, Petani itu hidup tanpa
kekurangan dalam hidupnya. Banyak
orang merasa iri dengan menyebarkan
sangkaan buruk yang dapat menjatuhkan
keberhasilan usaha petani. “Aku tahu
Petani itu pasti memelihara makhluk
halus! “ kata seseorang kepada temannya.
Hal itu sampai ke telinga Petani dan Putri.
Namun, mereka tidak merasa tersinggung,
bahkan makin rajin bekerja.
        Setahun kemudian, kebahagiaan
petani dan istri bertambah karena istri
petani melahirkan seorang bayi lakilaki.
Ia diberi nama Putra. Kebahagiaan
mereka tidak membuatnya lupa diri.
Putra tumbuh menjadi seorang anak yang
sehat dan kuat. Ia menjadi anak manis,
tetapi agak nakal. Ia mempunyai satu
kebiasaan yang membuat heran kedua
orang tuanya, yaitu selalu merasa lapar.
Makanan yang seharusnya dimakan
bertiga dapat dimakannya sendiri.
Lama-kelamaan, Putra selalu
membuat jengkel ayahnya. Jika disuruh
membantu pekerjaan orang tua, ia selalu
menolak. Istri Petani selalu mengingatkan
Petani agar bersabar atas ulah anak
mereka.
“Ya, aku akan bersabar. Dia tetap
anak kita!” kata petani kepada istrinya.
“Syukurlah, Kanda berpikiran
seperti itu. Kanda memang seorang
suami dan ayah yang baik,” puji Putri
kepada suaminya.
         Memang kata orang, kesabaran itu
ada batasnya. Hal ini dialami oleh Petani.
Pada suatu hari, Putra mendapat tugas
mengantarkan makanan dan minuman
ke sawah. Akan tetapi, Putra tidak
memenuhi tugasnya. Petani menunggu
kedatangan anaknya sambil menahan
haus dan lapar. Ia langsung pulang ke
rumah. Dilihatnya Putra sedang bermain
bola. Petani menjadi marah sambil
menjewer kuping anaknya. “Anak tidak
tahu diuntung! Tak tahu diri! Dasar
anak ikan!” umpat Petani. Tanpa sadar,
ia telah mengucapkan kata pantangan
itu.
        Setelah Petani mengucapkan katakata
tersebut, seketika itu juga anak dan
istrinya lenyap; tanpa bekas dan jejak.
Dari bekas injakan kakinya, tiba-tiba
menyemburlah air yang sangat deras
dan makin deras. Air merendam desa
Petani dan desa sekitarnya. Air meluas
hingga membentuk sebuah danau.
Danau itu, akhirnya, dikenal dengan
nama Danau Toba, sedangkan pulau
kecil di tengahnya dikenal dengan nama
Pulau Samosir.



Setelah berlatih, kamu akan mengenal unsur yang ada
dalam cerita tersebut. Unsur cerita yang akan kamu pelajari
adalah tokoh dan wataknya.
1. Tokoh Cerita
Tokoh dalam cerita ”Asal-Usul Danau Toba” terdiri atas
Petani, Putri, dan Putra. Tokoh protagonis cerita itu adalah
Petani. Protagonis adalah tokoh utama yang berwatak baik.
Sementara itu, tokoh antagonisnya adalah Putra. Tokoh
antagonis adalah lawan tokoh protagonis. Tokoh ini berwatak
tidak baik.
2. Watak Tokoh
Kamu dapat mengenali watak tokoh dalam cerita tersebut.
Perhatikan kutipan berikut.
Ia seorang yang rajin bekerja walaupun lahan
pertaniannya tidak luas ...
Sebagai suami yang baik, ia terus bekerja untuk
mencari nafkah dengan mengolah sawah dan ladangnya
dengan tekun dan ulet ...
Putra tumbuh menjadi anak yang sehat dan kuat. Ia
menjadi anak yang manis, tetapi nakal.
Bersikap Jujur dalam Kehidupan 5
Watak ialah kebiasaan atau perilaku tokoh dalam cerita.
Watak tokoh yang beragam menjadikan cerita lebih hidup
seperti peristiwa sebenarnya.
Jika ingin mengetahui watak tokoh, kamu dapat
memerhatikan hal berikut.
a. Watak tokoh sudah disebutkan oleh pengarangnya, seperti
pada kutipan di atas.
b. Melihat kebiasaan tokoh, misalnya, “Ia mempunyai satu
kebiasaan yang membuat heran kedua orang tuanya, yaitu
selalu merasa lapar.”
c. Melalui kata-kata yang diucapkan tokoh, seperti kutipan
berikut.
Setelah sampai di desanya, gemparlah penduduk
desa melihat gadis cantik jelita bersama petani
tersebut. ”Dia mungkin bidadari yang turun dari
langit,” gumam mereka.
”Syukurlah, Kanda berpikir seperti itu. Kanda
memang seorang suami dan ayah yang baik,” puji
Putri kepada suaminya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar